Anna
Orang bilang aku pekerja keras dan harus aku akui memang aku menikmatinya. Tidak ada hal lain yang bisa menghilangkan kesedihanku selain bekerja. Jika kau bertanya kenapa aku bisa begitu, mana ku tau? siapa peduli? Aku bukan orang bodoh untuk menghiraukan kondisi kesehatanku saat bekerja. Aku orang yang tertib jadi rutin minum vitamin bukan hal yang susah bagiku.
Tidak sedikit teman teman, orangtua, juga keluarga yang menanyakan bagaimana kehidupan asmaraku. Taka ada masalah sebenarnya jika mereka menanyakannya. Aku anggap sebagai bentuk kepedulian saja. Sebenarnya akupun tidak peduli dengan pertanyaan mereka, jadi seringnya aku tidak memperhatikan cecaran pertanyaa mereka haha. “Kau sudah sukses, tampan, apa yang kau cari?tinggal istri kan yang belum kau dapatkan?” Halah.. seperti yang tahu hidupku saja. Aku orang yang sopan, jadi aku tidak terlalu banyak membalas omongan mereka. Sikapku yang terlalu sopan ini apa karena terbawa pekerjaan yang membutuhkan citra baik di depan orang lain yah? entahlah lagi lagi aku tidak peduli.
Sudah aku katakan sebelumnya jika aku adalah orang yang disiplin. Jadi aku jarang sekali melakukan setiap aktivitas yang keluar dari jam biasanya. Jangan harap aku menjelaskannya satu satu, itu tak ada gunanya sama sekali bagimu. Aku cuman bisa mengatakan kalau setiap harinya aku berangkat kerja jam 7 dan pulang jam 7 malam. Jangan sibuk mengasihaniku, lagi lagi aku katakana aku menikmatinya. Sarapan sekaligus makan siang aku buat sejak pagi, lalu aku bisa langsung membawanya ke kantor. Untuk makan malam, kadang aku membeli ramen favoritku di dekat rumah, ataupun membuat makanan sendiri ala kadarnya. Itulah kehidupan seorang bujangan, tidak ada seorangpun yang bisa mengaturku, aku pun tidak perlu mengatur orang lain. Selain para pegawai di kantorku tentunya.
Hari ini teman baikku di kantor mengajakku dating ke pesta ulang tahunnya sepulang kantor. Aku mengatakan kepadanya kalau aku tidak membawa baju ganti dan dia berkata “peduli setan, kau masih tetap tampan seperti biasanya.” Lalu seperti biasa aku sedikit terkekeh setelah mendengat lelucon yang tidak lucu itu. Aku sendiri bingung respon apa yang harus aku tunjukkan setiap mendengar perkataan serupa.
Rumah temanku tidak jauh dari kantor. Sebelum turun aku mengawasi keadaan pesta tersebut dari dalam mobilku. Para tamu mulai berdatangan dengan mobil mewah, mereka menggunakan gaun dan jas terbaik yang mereka miliki. Kau kira aku tidak gugup melihatnya? memang aku telah bergelut dalam dunia ini selama puluhan tahun lamanya, namun aku tidak dapat memungkiri, dunia pekerjaanku sekarang masih memusingkanku. Jadi untuk mengimbangi para tamu, aku hanya memakai parfum yang selalu aku bawa kemana mana dan menyisir rambutku sekadarnya.
Saat masuk aku mencerna keadaan disekitarku. Haha tentu saja aku merasa ada yang salah. Ini adalah pesta topeng! Aku lah satu satunya orang yang tidak membawa topeng. Setelah beberapa saat, para kolegaku mulai dating mengerubungiku untuk menyapa termasuk temanku si tuan rumah. Kau tau siapa lagi? Tentu para gadis yang seperti biasa berusaha mengajakku berkenalan. Maksudku siapa yang tidak mau berkenalan dengan pria tampan dan kaya sepertiku? Kau harus melihat reaksi mereka setelah mengetahui usaha nya untuk berkenalan denganku gagal total. Apa mereka tidak tahu julukanku? Si tampan yang misterius? Haha julukan bodoh. Lagi lagi aku harus tertawa setiap orang berkata demikian tepat didepan hidungku maupun ketika sekedar memikirkannya.
Ketika aku minggir sejenak dari keramaian untuk mengambil minum, disanalah ia berdiri. Wanita berambut hitam kira kira sebahu dan berponi pendek sedang mengambil minuman yang sama persis denganku dan seakan akan tidak peduli dengan keberadaanku di dunia ini. Tubuhnya yang sedikit montok menarik perhatianku. Hey jangan menyalahkanku, aku tetap laki laki kan. Aku memperhatikannya dari kejauhan, dia memegang gelas minumnya yang sedari tadi tidak kunjung diminumnya karena terlalu sibuk dengan lelucon temannya. Aku tidak bisa melihat wajahnya secara utuh karena tertutup masquerade mask wrna hitam yang lebih menonjolkan tampilan gaunnya yang elegan.
Aku bukan orang yang gengsi, jadi aku tidak sungkan menghampirnya untuk berkenalan setelah ia selesai bercengkrama dengan kawannya. Sejak pertama ia mengucapkan kata pertamanya kepadaku, aku langsung terpesona dengan betapa cerdasnya wanita ini. Ia sama sekali tidak melontarkan rayuan norak kepadaku. Dan seperti yang aku katakana sebelumnya, ia seperti tidak memedulikan keberadaanku di dunia ini. Apa lagi yang harus aku katakan? Aku terpesona dengannya. Dalam sekali tatap muka kami berbincang banyak sekali mengenai dunia ini. Dia menyukai seni, jadi dia banyak menyinggungnya. Jujur aku tidak banyak mengerti seni, tapi aku berusaha mengimbanginya. Inilah saatnya, pertama kali dalam bertahun tahun aku meminta nomor hp seorang wanita. Dia memberikannya dengan senang hati. “Aku harap kau menghubungiku lagi sehingga kita bisa berbincang kembali.” Aku sangat senang mendengarnya.
9 Bulan telah terlewati hubungan kami masih sekedar berbincang ala kadarnya serta saling memberikan kado ulang tahun. Ia pun tidak pernah menyatakan secara langsung bahwa ia butuh kepastian dalam hubungan ini. Aku sendiri baru menyadari hal tersebut akhir akhir ini. Aku butuh bantuan. Jadi aku meminta saran mengenai percintaan dari teman teman ku. Yah kau tau mereka kebanyakan menggodaku karena peristiwa ini adalah suatu hal yang langka.
Hal ini sedikit mempengaruhiku. Aku benar benar tidak berani mengungkapkan rasa cintaku kepada Anna. Iya aku tau, aku adalah pengecut. Berbicara didepan 1000 orang saja aku bisa, namun tidak mampu mengatakan cinta didepan seorang wanita. Aku butuh sedikit lebih banyak penyesuaian dalam hal percintaan daripada hanya meminta saran omong kosong dari teman temanku. Bahkan aku sering mengkhayal berhasil menyatakan cintaku, menikah, dan mempunyai anak anak yang lucu dengan Anna. Haha, memang sedikit memalukan.
Jadi disinilah aku. Akhir akhir ini aku sering jalan kaki saat pergi dan pulang kantor sambal melamun. Aku ingat saat itu tanggal 10 Desember pukul 21.00, aku pulang beberapa jam lebih lambat dari biasanya karena masih pergi makan makan dengan teman temanku tidak jauh dari rumah. Saat itu pula aku sering melihat seorang wanita berambut hitam berperawakan mirip Anna yang juga menyusuri jalanan membelakangiku. Aku pun menyapanya. Saat aku bertanya apa yang ia lakukan malam malam begini ia berkata “aku memang ingin pergi kerumahmu. Tiba tiba aku merasa khawatir saat pembantumu mengatakan kau belum pulang” aku pun berusaha menenangkannya dan menjelaskan yang sebenarnya. Tumben ia mengkhawatirkanku sampai berusaha mendatangi rumahku malam malam, biasanya ia tidak pernah seperti itu. Lima hari berturut turut aku bertemu dengannya dijalan yang sama pada pukul 21.00. Jangan heran, aku adalah orang yang sibuk jadi tidak salah jika aku sering lembur. Pada 5 hari itu jugalah aku menanyakan alasannya kenapa selalu berada di jalan malam malam. Dia memberikan alasan yang berbeda beda namun karena aku cukup lelah jadi aku tidak seberapa memedulikannya.
Tepat tanggal 16 Desember Anna menghubungiku lewat chat jika ingin mendatangi sebuah café baru tepat didepan rumahnya. Café baru tersebut adalah café kucing, jadi tentu ia sangat tertarik untuk mengunjunginya. Dia adalah pecinta kucing sejati. Dia akan memberi makan setiap kucing kelaparan yang ia jumpai di jalanan. Itulah yang aku sukai dari dirinya. Cerdas sekaligus penyayang dan menyenangkan. Betapa beruntungnya aku bertemu orang seperti Anna. Sebenarnya bisa saja ia mendatangi café tersebut sendirian, tapi kau taulah.. ia merasa tidak nyaman jika tidak ditemani seseorang saat mengunjungi suatu tempat. Katanya tidak ada yang bisa diajak berbincang.
Dari kejauhan aku dapat melihatnya menunggu di depan café dengan wajah sumringah sambil memainkan hp nya. Ada yang lain dari dirinya. Ia mengubah warna rubahnya menjadi sedikit kecoklatan. “Apa rambutku kelihatan bagus?” Aku pun memujinya. Rambut itu terlihat cocok dengan bentuk wajah dan style nya. “Kau baru mengecat rambutmu tadi pagi ya? Salon mana yang kau datangi?” Dia menjawab “Apa maksudmu tadi pagi? aku sudah mengecat rambutku sejak 4 hari yang lalu. Oh iya salonnya berada di…”
Aku tidak lagi mendengar perkataannya selanjutnya. Kepalaku mulai merasa pening. Aku bingung dengan semuanya. Apa yang terjadi kepadaku? Siapa wanita yang menyapaku pukul 9 malam setiap aku melewati jalan itu? Aku yakin itu Anna!Siapa yang aku ajak menonton film setiap malam? Siapa yang membuatkanku popcorn manis? Siapa yang menemaniku berbincang sampai aku terlelap? Aku rasa sekarang aku menjadi gila. Tolong jangan kejar aku kalau aku lari, Anna.
Comments