KENANGAN
Diceritakan terdapat sebuah rumah cukup besar di pinggir danau yang tenang. Siapapun yang tinggal disana, semua orang cukup yakin sang pemilik rumah adalah orang paling bahagia di kota kecil tersebut. Apalagi yang dicari? Kau bisa menyenangkan anakmu dengan taman bermain indah di halaman belakang, sedangkan kau sendiri dapat bersantai ria menyaksikan betapa indahnya danau beserta susunan pepohonannya dengan pasanganmu. Itulah yang didambakan semua orang, memiliki uang banyak serta dapat memanfaatkannya dengan maksimal. Kebanyakan orang sekitar situ untuk menyebut harganya saja hampir tidak berani. Rupanya mereka merupakan macam orang orang yang tidak berani berkhayal terlalu tinggi. Padahal apa salahnya? Tidak ada yang salah dengan menghibur diri sendiri kan? Iya kan? meskipun dengan sesuatu yang hampir mustahil untuk
Suatu saat penduduk mulai menoleh ke arah tanda tanda aktivitas manusia di rumah itu. Ya, keluarga baru baru saja pindah kesitu. Mereka keluarga kecil yang ramah. Si ayah berperawakan kecil dengan rambut keriting yang dibiarkan agak berantakan. Namun siapapun yang berbicara dengannya, tidak akan pernah bisa melepaskan pandangan dari mata indahnya yang menyorot tajam. Istrinya merupakan wanita cantik dengan tubuh sedikit lebih tinggi dari suaminya. Kecantikannya sampai membuat tidak ada yang mengira bahwa umurnya telah mencapai hampir setengah abad. Anak lelakinya yang masih kecil pun tidak kalah tampan dengan ayahnya. Dia anak yang riang. Dia suka bermain bola dengan ayahnya di halaman rumah mereka. Tipikal keluarga ideal. Mereka seakan mampu memancarkan suasana lebih berwarna daripada tetangga tetangganya yang membosankan. Mereka sering mengadakan pesta barbecue. Kebetulan istrinya suka memasak, jadi tentu masakan yang dihidangkan tidak hanya daging. Dalam waktu yang terbilang singkat, mereka mampu mengambil hati semua penduduk di sekitar situ.
Mereka bukan tipikal keluarga kaya pada umumnya. Semua orang tahu itu lah sebagian besar faktor mengapa mereka semua menyukai keluarga tersebut. Hal paling umum saja. Mereka tidak sombong, selalu menyapa para tetangga, sering membawakan cookies, bahkan sering memberikan bantuan terutama kepada gelandangan yang tidak memiliki rumah. Kabarnya mereka tidak segan segan untuk membuatkan para gelandangan tersebut rumah dan membantu mencarikan pekerjaan. Tidak ada yang tau pastinya kemana perginya mereka. Dan tidak ada yang peduli. Memang apa mungkin keluarga tersebut melakukan aktivitas illegal? Kau tau maksudnya kan? pokoknya tidak ada yang peduli karena mereka terlalu baik untuk itu.
Satu lagi, mereka tidak merekrut banyak asisten rumah seperti kebanyakan orang kaya lainnya. Mereka hanya merekrut 3 orang. Dua orang untuk mengerjakan bagian dalam rumah, sedangkan satu orang sisanya mengurus kebun. Sang nyonya mengira tidak ada gunanya merekrut lebih dari jumlah tersebut toh dia sendiri suka membersihkan rumah. Jadi setidaknya ia punya pekerjaan untuk mengusir kebosanan.
Bertahun tahun telah berlalu, kehidupan masih berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang istimewa. Si anak lelaki telah menginjak sekolah dasar, dan ketampanannya makin menghipnotis semua orang. Tampilannya selalu bersih, jadi semua orang merasa itu menjadi nilai plus dari dirinya. Dia suka sekali mengundang teman temannya untuk bermain bersama di rumah tersebut. Entah berenang, bermain bola, atau kejar kejaran. Betapa menyenangkan.
Suatu saat penduduk digegerkan dengan kabar menyedihkan dari keluarga tersebut. Anak laki laki yang selalu mereka banggakan dan sangat mereka sayangi tiba tiba ditemukan tenggelam di kolam renang mereka sendiri. Warga tidak tau harus berbuat apa selain menenangkan si ibu yang menangis histeris meratapi tubuh anak kecilnya yang sudah tak bernyawa. Biasanya anak itu selalu tertawa apapun penyebabnya. Tidak peduli karena hal yang memang lucu atau yang sebenarnya tidak lucu. Entah lah, mungkin anak itu hanya berusaha menghargai lawan bicaranya. Jika kau merasa sedih setelah melalui hari hari yang berat atau sekedar butuh semangat, bermainlah dengan anak itu. Kau hanya perlu melihat tawa Bahagia di wajahnya dan beban hidupmu hilang seketika bagai entah menguap kemana. Dan sekarang semua orang dipaksa melihat wajah datar miliknya dengan mata tertutup. Siapapun yang bahkan bukan orang tuanya sendiri, ikut merasakan kesedihan orang tuanya.
Setelah itu mereka segera memutuskan untuk pindah rumah. Tidak ada senyum bahagia dari mereka seperti saat pertama kali mereka datang. Beberapa warga bahkan rela membantu kepindahan suami istri tersebut. Bahkan menurut cerita, beberapa warga yang ikut membantu tersebut beberapa kali harus menggotong sang istri yang pingsan berulang kali. Tentu ketiga asisten nya ikut mengurus kepindahan tersebut, namun kau taulah. Banyak barang yang harus diurus dan warga juga ingin memberikan dukungan moril.
Disinilah aku mengenang peristiwa tersebut sambil sedikit tersenyum. Tidak.. maksudku tersenyum lebar. Terserah jika kau menganggapku makhluk tidak berperikemanusiaan. Tau apa kau tentang diriku? Aku hanyalah orang miskin yang harus kerja banting tulang untuk mendapat sesuap nasi. Terdengar klise kan? itulah masalahnya, aku tidak akan membeberkan secara rinci kisah hidupku terhadap kalian. Aku tidak pernah mengatakan kalau keluarga tersebut bersikap semena mena terhadapku. Namun entahlah… iri? aku tidak mampu mengistilahkan perasaanku. Yang jelas setelah peristiwa itu tidurku lebih nyenyak. Ada suatu perasaan bahagia yang terasa aneh. Namun aku membiarkannya toh itu terasa menyenangkan. Kata orang kau harus mengingat hal hal yang indah kan? paling tidak agar wajahmu tidak cepat keriput. Aku berusaha menyenangkan diriku dengan caraku sendiri. Jadi disinilah aku membayangkan keadaan keluarga baru yang cepat atau lambat akan masuk kesini. Aku telah mengabdikan diriku terhadap rumah ini sejak lama, otomatis aku juga akan mengabdikan diri terhadap setiap orang yang menempati rumah ini. Sudah tau aku siapa? Si tukang kebun
Comments